Jumat, 04 September 2009

PDA(M?)


Tulisan ini saya copy paste dari artikel saya di politikana yang saya posting 20 jam sebelum tulisan ini saya copy paste ke blog ini.

Sebelumnya saya mau curhat dulu, sesaat sebelum tulisan ini akan saya terbitkan tiba-tiba semuanya gelap dan laptop mati (baterenya saya copot). Sial! Padam listrik setempat, yang mati cuma beberapa kamar kos di lantai atas . Untung, beberapa menit kemudian listriknya kembali mengalir. Cukup curhatnya! Jadiah saya menulis ulang tulisan saya tadi dan diawali dengan curhatan.

Aduh... tadi tulisannya awalnya kayak mana yak?

Siapa yang di tempat tinggalnya menggunakan PDAM sebagai sumber air untuk kegiatan sehari-hari, entah itu minum, masak, mandi, mencuci, dll. Kalau anda salah satunya, pertanyaan selanjutnya, apakah anda biasa meminum air PDAM dari keran tanpa dimasak atau melalui proses terlebih dahulu? Hehehh, kalau saya sih tidak.

Padahal dari namanya sih PDAM, Perusahaan Daerah Air Minum, berarti produk akhir yang dihasilkan yaitu air minum. Menurut KEPMENKES RI NOMOR 907/MENKES/SK/VII/2002 air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Jadi, menurut saya air dari PDAM itu bisa langsung kita konsumsi tanpa kita masak atau proses lebih dahulu. Tapi, pada kenyataannya siapa yang biasa minum air PDAM tanpa diolah dulu? Ayo ngaku.

Menurut saya, air dari PDAM hanya memenuhi kualitas sebagai air bersih menurut PERMENKES NO.416 THN 1990, dimana pengertian air bersih yaitu air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Jadi nama perusahaan PDAM seharusnya diganti menjadi PDAB (Perusahaan Daerah Air Bersih) saja. Air minum sudah pasti air bersih namun air bersih belum tentu air minum.

Atau sebenarnya air PDAM itu bisa langsung diminum cuman saya aja yang ga mau minum langsung karna takut kenapa-kenapa? hehehehh. Atau jaman dulu, dulu banget, air dari PDAM bisa langsung diminum tapi sekarang karna pencemaran terjadi dimana-mana (pencemaran udara, tanah, air, nama baik, dll) sehingga air PDAM sudah tidak dapat diminum langsung? Entahlah, saya juga ga tau.

Kalau menurut saya sih, PDAM seharusnya aqiqah lagi buat ganti nama, hehehehh...

Oh iya, tulisan ini terinspirasi dari kuliah tadi pagi *seandainya saya sering terinspirasi oleh kuliah...*

gambar ngambil di sini


2 komentar:

  1. wahhh.. komengku lenyap..?!?! tulis ulang dee gpp...

    saiia ikutan politik ana uda lama, tp gag tau musti ngpain di sana.. abisan emang gag ngerti bentuk2 forum gtu... jd gag ada kontribusinya dee.. :( keren mba' tulisannya..

    moga listriknya gag di matiin lagi dee biar makin banyak tulisannya.. biar luancar rejekinya.. lhohh?!??!

    BalasHapus
  2. @genial, wow, suka mantengin politikana juga yak?
    di sana g mesti ngapain kok. paling kasih rating tulisan, ikut2an komen (walaupun komennya g penting), atau nyumbangin artikel, atau klo g ya baca2 artikel aja. Saya juga gabung politikana karna g sengaja.

    btw, ini tulisan saya yg agak2 serius, biasanya tulisan sy agak2 g penting, hehehehhh!

    amin, semoga listriknya g mati2 lagi biar rejeki saya lancar, loh?

    BalasHapus