Selasa, 01 September 2009

Telat dan Seceng

Suatu pagi di sebuah kelas, nampak seorang mahasiswa sedang menghitung-hitung uang seribuan yang lumayan *lumayan buat kipas-kipas* beserta recehan-recehannya, habis ngamen bang? Cek per cek ternyata itu uang hasil rampokan err bukan, tapi hasil denda telat pagi itu. Mahasiswa? Denda telat? Are u kidding me?

No, I'm not kidding you. Pertanggal 31 Agustus 2009 melalui suatu urung rembuk yang sangat alot sampai ada pertumpahan darah, halah, akhirnya diputuskan bahwa:
  • Yang telat masuk kuliah, ga peduli berapa menit, akan dimintai upeti sebesar seribu rupiah alis seceng dimana duit itu akan menjadi milik negara gabuza-family.
  • Para telaters akan dicatat dan ditagih (akan lebih baik klau sadar diri, sehingga tidak perlu ada pertumpahan darah) oleh petugas pencatat telat atau panggil saja mereka ekselat (eksekutor telaters).
  • Yang telat lebih dari 15 menit akan diberi keringanan g usah ikutin kuliah, loh? Kamsudnya, ga usah masuk gitu loh jeng!
  • No ngeyel!
Hahahh, jangan kaget gitu dong *idih... yang kaget siapa? dilempar sepatu*
Ini semua bukan tanpa alasan dilakukan. Dengan dimasukinya semester baru (dan kayaknya tahun terakhir, amin!), gabuza family ingin meninggalkan citra baik di depan paradosentercinta (catat, di depan, dibelakang? who knows?). Mendengar berita dari burung bul-bul yang ga sengaja seliwer-seliwer di gedung kuliah bahwa ada beberapa dosen yang murka dan berniat mengutuk para warga negara gabuza family (entah itu kutukan badan akan dipenuhi bulu atau bersin 7 hari 7 malam nonstop) sehubungan dengan punctuation alias ketepatan waktu. Para dosen itu tidak senang ketika akan mentransfer ilmunya ehh, para murid malah g ada atau saat lagi konsentrasi mentransfer ilmu tiba-tiba ada commercial break tiba-tiba lewat tanpa perasaan berdosa membuyarkan konsentrasi mereka.

Nah, atas latar belakang di atas maka peneliti ingin, halahhhh, maka beberapa orang di gabuza family, salah satunya saya, huehuehue (saya akui kalo saya adalah salah satu commercial break yang cukup sering muncul, ampunkan saya!) membuat keputusan di atas. Hmm, dengan adanya kepwar (keputusan warga) di atas, diharapkan para dosen yang akan mengutuk kami tidak jadi mengutuk kami, sebaliknya mendoakan kami akan cantik dan cakep selalu, diberi tambahan uang jajan dari orang tua, dan lulus tepat waktu (karna mereka sudah bosan melihat kami), amin!
Selain membuat warga gabuza family lebih on time, membuat dosen senang, upeti yang diperoleh juga bisa menambah pemasukan kas negara, hehehehhh! Lumayan... Asal jangan sering2 aja bayar upeti, nanti warganya bisa jatuh miskin.

Nah, apakah hal di atas akan sukses? Sukses membuat warga gabuza family on time atau sukses membuat beberapa warga gabuza family jatuh miskin? kita lihat saja nanti!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar