Selasa, 29 Mei 2012

Sertifikat

Sebenarnya sudah lama hal ini mengganggu pikiran saya (ternyata selain ga punya uang ada juga hal lain yg bisa mengganggu pikiran :)) ). Melihat tulisan di timeline FB tadi bikin kembali ingat masalah ini.

Inti obrolannya kurang lebih seperti ini: Silahkan ambil sertifikat workshop (atau seminar?) walaupun Anda tidak mengikutinya, yang penting sudah bayar. Hahahh. Ini bukan pertama kali saya menemui ini. Bahkan pernah yang juga seorang teman menawari untuk mengikuti seminar yang diadakan di sebuah daerah. Silahkan transfer saja biaya pendaftarannya dan walaupun tidak bisa hadir akan dikirimkan materi beserta sertifikatnya sekaligus. Sekadar info tambahan seminar/workshop yang saya bicarakan ini biasanya diadakan oleh mahasiswa, perguruan tinggi, atau kerjasama keduanya.

Mungkin banyak yang bertanya "Untuk apa mendaftar kalau memang diniatkan untuk tidak itu ikut?". Orang mah motivasinya beda-beda ya ... Ada yang niatnya memang cari ilmu ada yang hanya mengejar Sertifikat dan SKP saja. Saya sendiri sih kurang ngerti apa itu SKP, tapi konon sih SKP itu sakti mandraguna. Buat naik jabatan, dapat kerjaan, pokoknya buat tambah nilai pluslah. Saya sendiri biasanya motivasi ikut seminar adalah ikut-ikutan ramai-ramai sama teman, muahahahh. Saat menulis ini saya baru ingat ada 2 seminar yang saya ikuti yang belum saya ambil sertifikatnya sampai sekarang :D

Saya kembali melihat beberapa sertifikat yang saya miliki (mulai dari sertifikat seminar memilih mie instan yang benar sampai workshop mengepel lantai rumah dengan benar), dan tulisan yang tertera di situ seperti ini:

Sertifikat
diberikan kepada

Wawajie CuteBangedhGelak 

atas partisipasinya sebagai

Peserta

........................

Lihat? Di sertifikat itu jelas tertera kata partisipasi. Apakah mungkin saya selama ini salah mengartikan kata partisipasi? Apakah dengan hanya membayar biaya seminar dan workshop saja saya sudah bisa dikatakan ikut berpartisipasi? Kalau memang ssalah berarti apa yang telah saya tulis di atas harap diabaikan saja.

But wait, kalau memang partisipasi dari sebuah seminar/workshop/dan sejenisnya cukup dengan membayar biaya pendaftaran, apa bedanya dengan pejabat yang hanya membeli gelar? Pejabat itu kebohongan skala besar dan pemburu sertifikat skala kecil? Tetap sama-sama kebohongan kan?

Siapa yang harus disalahkan? Pencari atau penerbit sertifikat? Ah, pertanyaan ayam telur lagi. Saya bukan sok jujur atau sok whateverlah mau bilang apa. Saya cuma mencoba mengingatkan, jangan-jangan memang "pencari dan penerbit sertifikat" itu tidak merasa  ini bukan hal yang salah. Jangan-jangan cuma saya saja yang merasa kalau ini ga benar. *kemudian tampar2 pipi sendiri* *biar tirus* :)))