Selasa, 18 November 2014

Naik Motor Ke Minimarket

Pagi itu saya pergi ke minimarket dekat rumah. Jaraknya lima menit berjalan kaki, mungkin sekitar 150 m. Dalam perjalanan kembali ke rumah, saya berpapasan dengan tetangga saya. Rumahnya persis di sebelah rumah saya. Ia mengendarai motor dengan kecepatan rendah sembari melipir di pinggir jalan. "Mau ke mana Kak?" sapaku, "Ke Indomaret" jawabnya sembari menunjuk tujuannya, menyebutkan nama minimarket yang baru saja saya datangi. "Jalan kaki dong Kak...", kataku sambil cengengesan. Iya, saya mencoba menyampaikan kalimat itu dengan nada bercanda tapi saya sangat serius mengatakannya. 

Pemandangan seperti yang saya alami barusan mungkin bukan hal yang langka. Naik motor untuk menempuh jarak 100-200 meter merupakan hal yang sangat lazim dilakukan. Motor sudah seperti pengganti kaki. Sacha Stevenson pun sudah pernah memarodikannya di "How To Act Like Indonesian" entah episode berapa. Ya, saking melekatnya kebiasaannya itu dengan sebagian orang Indonesia. Di parodi itu Sacha ceritanya naik motor ke penjual bakso yang ternya cuma berjarak 10 meter dari tempatnya semula berdiri, hahahahh. 

Apakah hal ini hanya terjadi di daerah kota? Bagaimana dengan desa? Apakah desa masih seperti gambaran FTV-FTV yang masyarakatnya masih jalan kaki atau bersepeda kemana-mana? Beberapa bulan lalu saya pergi ke kampung ortu. Sekitar 7 jam ke arah utara dari kota Makassar jika ditempuh menggunakan bis. Pemandangan manusia mengendarai sepeda adalah hal yang sudah langka di sana. Semua orang menggunakan motor sebagai sarana transportasi sehari-hari. Belanja ke pasar, antar anak ke sekolah, pergi ke sawah dan kebun, bahkan dengan jarak yang sangat dekat pun semua dilakukan dengan mengendarai motor. Bahkan saudara saya ke warung yang hanya terpisah empat rumah pun naik motor. Hahahahh *ketawa miris*. "Orang di kampung sudah tidak ada lagi yang mau jalan kaki, malu!" kata tanteku, entah pernyataan itu serius atau bercanda. 

Hari ini harga bahan bakar untuk kendaaraan bermotor kembali dinaikkan. Masing-masing premium dan solar naik Rp2000 dari harga sebelumnya. Namun, saya tidak yakin orang-orang yang selalu naik motor dalam jarak dekat akan beralih ke jalan kaki. Sudah banyak kampanye yg dilakukan untuk mengurangi kemacetan dan emisi karbon. Ada Bike to work, beralih dari kendaraan pribadi ke umum, sampai nebeng-menebeng kendaraan. Tidak, saya tidak akan mengajak anda sekalian untuk ber-bike to work atau beralih ke kendaraan umum. Toh, kendaraan umum di daerah Sulawesi Selatan juga belum bisa diandalkan (apalagi di daerah pedesaan, hampir tidak bisa diandalkan). Saya cuma mengajak untuk berjalan kaki/bersepeda ke minimarket/pasar/konter pulsa atau apa saja yang jaraknya dekat dengan rumah. Tujuannya: mengurangi kemacetan di perempatan/pertigaan kecil dekat rumah masing-masing, irit bahan bakar, olahraga, bisa sapa-menyapa dengan tetangga yang kebetulan sedang di teras/halaman. Toh, waktu yang dihabiskan kalau kita berjalan kaki/bersepeda dibandingkan naik motor paling cuma beda beberapa menit. Kita bukan orang Jepang kan yang janjian sampai ditentukan menitnya, huehehehh. Saya tidak tahu cara menghitungnya, tetapi sepertinya akan cukup banyak bahan bakar yang bisa dihemat jika semua orang di negara ini mau berjalan kaki/bersepeda ke minimarket dekat rumah :D

Minggu, 09 Maret 2014

Daftar Lagu Suka Suka: Album Kedua Tulus

Covernya mirip-mirip sama album pertama, hanya ada tulisan Tulus + foto Tulus tapi kali ini tampak kanan plus dominasi biru tua. Album ini saya beli beberapa minggu lalu di Disc Tarra. Melenceng sedikit, Disc Tarra yang saya datangi di salah satu mall di Makassar luasnya mungkin tinggal 1/3 dari terakhir yang saya ingat. Tergerus zaman dan pembajakan. Saya pun sudah lama sekali tidak membeli CD, terakhir entah berapa tahun yg lalu waktu membeli album pertama Bruno Mars. Lanjut.

Album yang diberi judul gajah, seperti salah satu judul lagu di Album ini, memiliki 9 lagu di dalamnya. Masih di dominasi lagu-lagu tentang cinta tapi seperti biasa, lagu cinta Tulus biasanya agak beda. Entahlah, Tulus memang jago merangkai kata-kata untuk dijadikan lirik lagu. Favorit saya sendiri adalah track nomor 9. Hahahahh, kalau nanti jatuh cinta kayaknya saya mau seperti lirik lagu itu (curhatlah setiap ada kesempatan!).
Saya sendiri kurang mengerti maksud dari lagu yang dijadikan judul album Tulus kali ini. Tentang persahabatan, mungkin, tapi tetap saya tidak mengerti kenapa menggunakan metafor gajah. Ada juga penggunaan metafor sepasang sepatu untuk sepasang muda-mudi dan matahari untuk manusia-manusia yang berusaha mengejar passion (?). 

Secara keseluruhan, seperti album pertamanya, saya bisa menikmati hampir semua lagu-lagu di album ini. Jenis lagu yang beragam, lirik yang tidak biasa, suara yang menyenangkan.
Satu kata untuk album Gajah ini: berani!

Minggu, 26 Januari 2014

Daftar Lagu Suka Suka: Clazziquai Project

Ya, daftar lagu suka-suka kembali lagi minggu ini. Dengan playlist yang sama yang sudah saya putar selama dua minggu terakhir. Satu band, beberapa lagu dari beberapa album. Clazziquai Project, band yg beranggotakan 3 orang yang berasal dari Korea Selatan ini sukses membuat saya betah mendengarkan lagu yang tidak saya mengerti arti liriknya (baru belakangan saya cari tau arti beberapa liriknya).

Bagi para pencinta Hallyu, mungkin lagu-lagu mereka tidak asing lagi. Saya juga pertama kali mendengarkan lagu mereka dari sebuah soundtrack drama Korea , My Name Is Kim Sam Soon. Tapi baru beberapa tahun kemudian saya tahu (cari tahu lebih tepatnya) siapa penyanyinya. Ternyata lagu-lagu mereka memang cocok di telinga saya.

Menurut saya, lagu-lagu mereka memang berbeda dari K-Pop kebanyakan. Ya mungkin karena mereka memang band, bukan boyband atau girlband yang banyak disukai. Alirannya? Macam-macam kayanya ya, ada pop, jazz, reggae, ada juga elektro (wait, ini genre musik atau jurusan kuliah di fakultas teknik?).

Selain She Is dan Be My Love, lagu-lagu yang menjadi soundtrack di My Name Is Kim Sam Soon, lagu lainnya yang menjadi favorit saya adalah Romeo and Juliet, Hold Your Tears, After Love, Gentle Rain, Sweety, atau Love Recipe yang merupakan salah satu lagu di Album terbaru mereka.

Kalau belum pernah dengar atau tidak begitu menikmati lagu-lagu K-Pop bisa coba mendengar lagu-lagu mereka. Kalau tetap tidak suka dengan K-Pop, ya mau gimana lagi, selera memang tidak bisa dipaksakan. Saya ga bisa apa-apa lagi. Huft!

Btw, ini saya mau masukin video dari youtube kok gagal mulu yah? Huft lagi!

Minggu, 05 Januari 2014

Daftar Lagu Suka Suka

Namanya juga suka-suka ya, di-posting-nya juga suka-suka waktunya (padahal kemarin-kemarin lupa!). Lagian yah, beberapa minggu kemarin itu playlist saya sepertinya juga tidak berubah. Itu-itu saja. Ayo, berapa rekor terlama playlist Anda tidak berganti? Banyak alasan orang tidak mengganti playlistnya dalam jangka waktu yang cukup lama. Lamanya juga relatif sih. Kalau saya biasanya karena memang tidak punya lagu baru, malas nyusun playlist baru, atau memang sedang suka sama lagu yang itu-itu saja.

Aih, ini postingan jadi kemana-mana. Ini daftar lagu suka- suka saya minggu ini:

1. Tulus - Tulus + Single terbaru Tulus - Sepatu

Iya, playlist saya minggu ini memang cuma itu. Saya juga sampai bosan sendiri, hahahahh. Tulus ini salah satu penyanyi yang menurutku kalau lagunya dinyanyikan suara kita jadi ikut-ikutan (berasa) bagus (padahal sama aja, tetap standar atau jelek!). Lagu yang easy listening plus lirik yang menurut saya cukup berbeda dari lagu Indonesia kebanyakan sekarang membuat karya-karya Tulus seperti namanya, tulus *tsaahhh.

Minggu depan juga saya berencana akan menonton konsernya, makanya lagunya saya putar lagi sekalian dihapalin buat nyanyi bareng di konsernya nanti. Karena sesungguhnya, menonton konser secara langsung adalah sebetul-betulnya menyanyi bersama, hahahahh. 

Sabtu, 04 Januari 2014

#firsttime: Yoga

Pertama, saya mau mengucapkan selamat tahun baru buat seluruh umat manusia yang menggunakan kalender masehi untuk menentukan penanggalan sehari-hari. Selamat mengganti kalender baru lebih tepatnya. Ok, next.

Jadi, kali ini saya akan berbagi pengalaman pertama saya. Kali ini adalah pengalaman pertama yoga. Taukan yoga? Masyarakat urban dan kekinian pasti tidak asing dengan yoga. Entah sejak kapan yoga ini mulai jadi salah satu tren di kalangan masyarkat urban Indonesia. Saya sendiri sebenarnya sudah lama ingin mencoba salah satu jenis olahraga ini (hmm... plus olah jiwa dan olah napas juga kali ya?). Namun, mengingat harga yg dibayar untuk  sesi olahraga ini lumayan mahal bagi saya makanya saya  urung mencobanya. Mending buat makanlah duitnya. Buat apa olahraga mahal tapi jadi harus puasa Daud.

Ternyata di kampus saya ada fasilitas untuk melakukan yoga, dua kali seminggu, dan yang paling penting, gratis! Akhirnya tadi sore saya mencoba yang namanya yoga.

Dulu, setiap saya melihat orang-orang melakukan yoga, komentar saya: "Idih, apa olahraganya itu? Emang bisa keringatan kalau gitu-gitu doang?" Iya, gerakan-gerakan yoga yang terkesan minimalis dan tidak heboh seperti sajojo maupun poco-poco membuat saya menganggap remeh olahraga satu ini.

Lima menit, tuh kan, santai, bisa ini mah. Sepuluh menit, aduh, ini gerakannya bagaimana sih?
Tiga puluh menit, mandi peluh sodara-sodara!

Iya, yoga ternyata tidak seenteng yang saya bayangkan. Satu sesi yoga yang saya ikuti, keringat saya bercucuran seperti habis goyang sajojo dua putaran.

Seru sih, gerakan saya juga not badlah buat yang baru pertama kali yoga seumur hidup. Ya setidaknya saya bisa nahan ga kentut waktu gerakannya nungging2.

Setidaknya juga saya sudah cukup merasa kekinian setelah mencoba olahraga yg satu ini.