Jumat, 19 Agustus 2011

Risau

Agustus sudah lewat separuh, tapi belum posting satu pun. So,
Ini saya salin tempel 3 tweet saya pada tanggal 6 Agustus 2011 sekitar pukul 23.00.

Risau
Ada satu bintang di langit barat, yang sedang menulis surat, apa yang sedang kau perbuat?

Dan juga bulan separuh, tempat harapan ku taruh, kapan kau akan berlabuh ?

Oh, tentang dinginnya malam, yang menyatu dengan kelam, ku berharap kau tak muram!

Saya memang kadang sok puitis tapi ga pas, muahahah... Jadilah seperti itu.

Jumat, 01 Juli 2011

Leave Nothing But Footprints


Beberapa hari yang lalu, saya dan beberapa teman mengunjungi salah satu taman nasional di Indonesia tepatnya Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Niat saya dan teman-teman memang untuk mendaki. Dibandingkan dengan beberapa gunung yang saya kunjungi, persyaratan untuk mendaki gunung ini cukup rumit. Harus booking dan membawa surat-surat pengantar, untuk lebih jelasnya bisa lihat di sini. Padahal biasanya tinggal datang aja trus naik.

Di beberapa gunung yang pernah saya kunjungi sebelumnya (ya dikit sih dan cuma di sekitar Jawa Tengah), melihat sampah baik di sepanjang jalur pendakian atau di tempat-tempat mendirikan kemah adalah hal yang lumrah. Selain sampah, coretan-coretan menggunakan cat di sana-sini juga sangat mudah ditemui. Lumrah tapi tidak benar tentu saja.

Di gunung Gede ini, saya mengira hal tersebut tidak saya temukan. Atau minimal, saya tidak akan melihat sampah sebanyak yang saya lihat biasanya. Ini karena persyaratan memasuki wilayah TNGGP yang jauh lebih rumit. Namun, apa yang saya lihat di sana justru sampah yang jauh lebih banyak. Ternyata saya salah besar, persyaratan yang lebih rumit ternyata tidak menjamin bahwa yang memasuki wilayah TNGGP adalah "orang-orang yang bertanggung jawab". Padahal, sebelum memasuki kawasan TNGGP, kita harus membuat surat pernyataan yang salah satu poinnya telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan tentang konservasi sumber daya alam. Selain itu, juga ada form "daftar barang bawaan yang menghasilkan sampah" yang harus diisi. Kata seorang bapak yang saya temui di jalan "Orang sekarang itu sukanya vandalisme, udah bagus-bagus kok dirusak". Bapak itu pertama kali mendaki gunung Gede tahun 1973 dan setelah berpuluh-puluh tahun akhirnya kembali mendaki gunung ini. Oh, iya teman saya juga sempat mematikan sisa perapian yang belum padam. Bagaimana jika seandainya api tersebut tidak padam kemudian membakar kawasan tersebut? Sudah jelas ada peraturan dilarang membuat api. Peraturan memang dibuat untuk dilanggar *sigh.

Tentu tidak semua pendaki melakukan hal-hal yang tidak bertanggung jawab seperti yang saya tuliskan. Saya paling senang jika ada pendaki yang turun dan dan melihat di carrier mereka ada kantong sampah yang menggantung :). Bagaimana dengan saya dan teman-teman? Ya dibawa pulanglah sampahnya. Kalau tidak, ngapain saya bikin artikel ini.

Dalam perjalan menuruni gunung saya berpikir, apa mungkin lebih baik jika kawasan-kawasan alam seperti ini sekalian tidak usah dibuka untuk umum. Toh, saya rasa uang kontribusi yang dibayarkan tidak sebanding dengan sampah-sampah yang merusak kawasan tersebut. Peraturan-peraturan yang dibuat juga cuma sekadar formalitas belaka yang pelaksanaanya nol besar. Sama seperti banyak peraturan lain di negeri ini.

artikel ini juga diterbitkan di sini

Minggu, 19 Juni 2011

The Shawshank Redemption

Pertama-tama, ini bukan tentang sinopsis apalagi review film. Ini cuma pengalaman saya yang telat (banget) nonton film bagus (banget).

Saya bukan pecinta film yang sangat fanatik. Kalau sedang ada film yang mau saya tonton ya saya tonton. Pun kalau saya nonton film penilaian saya juga ga gitu oke, bukan pengamat film yang baik istilahnya. Yang jelas, saya suka film yang happy ending :D. Kalau genre-nya saya lebih sering memilih film drama atau pun drama komedi, tapi saya juga suka action, kartun, ataupun horor.

Nah, kemarin malam saya buka HD eksternal buat lihat-lihat judul film mana yg sudah saya copy tapi belum ditonton. Ternyata masih ada beberapa judul dan saya memutuskan untuk menonton The Shawshank Redemption. Kemarin-kemarin saya malas nonton film ini karena baru liat awalnya kayaknya filmnya suram dengan setting penjara. Tapi karena pilihan tinggal sedikit akhirnya saya memutuskan untuk menontonnya kali ini.

Di awal film saya mencoba untuk menikmati film ini walaupun tidak begitu antusias. Untung yang main ganteng. Belakangan baru saya perhatikan nama-nama pemainnya. Saya malah lebih familiar dengan pemeran utama si bapak negro itu, hehehh. Memasuki menit ke-15, rasa antusias saya perlahan-lahan muncul dan rasa antusias dan penasaran terus berlanjut dan meningkat dan diakhir film saya sukses berderai air mata. Padahal ini jenis film yang happy ending. Saya bahkan mengulang beberapa kali adegan beberapa belas menit terakhir yakni adegan bagaimana Andy Dufresne kabur dari penjara super ketat dan tetep dong, diakhir film saya nangis. Huah, cengeng...

Setelah puas menonton dan menangis, akhirnya saya googling tentang film ini. Ebuset, ternyata ini film tahun 1994, betapa telatnya saya tahu ada film sebagus ini. Bahkan film ini sudah beberapa kali diputar di stasiun tv nasional tapi saya belum pernah nonton sekalipun, potongan filmnya pun tidak. Di beberapa situs tentang film, film ini masuk ke daftar film yang wajib ditonton dengan nilai yang mendekati sempurna. Tidak heran mengapa saya menontonnya dengan sangat antusias dan kalau ga sambil tiduran, pasti saya sudah standing applaus di akhir film :)))) Sangat banyak pelajaran yang bisa dipetik dari film ini, salah satunya tentang bagaimana harapan itu tidak bisa dibendung bahkan oleh tembok penjara yang sangat tinggi dan waktu hukuman yang tak pernah kau tahu kapan akan berakhir.

Oke, bertambah lagi daftar film yang akan kutonton berulang-ulang. Iya, saya memang tipe orang yang suka nonton film favorit saya berulang-ulang. Ya namanya aja favorit, hehehh...

Ini saya kutipkan satu quote favorit saya di film ini :

"Remember Red, hope is a good thing, maybe the best of things, and no good thing ever dies" Andy Dufresne